Kamis, 12 November 2015

Pengalaman Saya di Dunia Tulis Menulis



Hai Sahabat Syafri !!




           Rasulullah Salaulahu ‘Alaihi Wassalam Bersabda:” Apabila seorang anak adam meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: Shodaqoh jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan Anak sholeh yang berdoa untuknya (HR. Muslim)
            Berangkat dari Sabda Sang Kekasih di atas, Bahwa semua kita pasti akan mati, dan sebaik-baik kita adalah yang mempersiapkan kematian dengan sebaik-baiknya. Apakah kita mati hanya meninggalkan batu nisan atau kita meninggalkan banyak manfaat buat orang lain. Salah satu warisan kita nantinya bukanlah warisan kekayaan yang mendunia. Melainkan dengan tulisan kita yang bisa menjadi Shodaqoh Jariyah kita, Apalagi Ilmu yang bermanfaat dan mudah-mudahan dengan karya tulis kita itu bisa mempersiapkan anak keturunan yang sholeh sekaligus mendoakan kita nantinya.
            Dunia tulis menulis ini terinspirasi saat masih di pondok tepatnya pada mata pelajaran bahasa indonesia. Saat itu guru BI saya sedang menerangkan pelajaran menulis Diary. Saya sangat menyimaknya dengan antusias dan saya merasa ini adalah solusi yang sudah lama saya cari-cari selama ini. Untuk mencurahkan seluruh unek unik kehidupan.
            Sepulangnya dari kelas, saya kembali ke asrama dan mengambil buku apa saja dan mulai menulis dan mencurahkan isi hati dan pikiran saya. Saya terasa hanyut didalamnya bagaikan air yang mengalir terus menerus. Hanya suara Azan yang membatasi saya.
 Akan tetapi semangat menulis itu kadang naik kadang nurun dan saya berpikir bahwa itu suatu hal yang biasa. Maklum saat itu saya masih kelas 1(Satu) Tsanawiyah di pondok yang masih mengenal dunia bermain dan sering belum ada keseriusan dalam bidang apapun.
            Hari demi hari berlalu, saya tetap menulis menulis diary walaupun itu jarang. Karna betapa banyak buku yang telah saya buat di pondok. Mungkin ada sekitar 2 kardus buku yang telah saya buat selama 6 tahun di pondok. Buku Catatan. Hehe...
            Semangat menulis diary itu muncul lagi saat saya pada masa kegalauan yang luar biasa. Pada saat itu saya punya teman dekat atau istilahnya TTM Teman Tapi Mesra pada masa puber saya yang buruk dan saya sesali. Saya menyadari bahwa kedekatan yang saya rasakan itu bukanlah kedekatan karna sekedar teman, tapi tercampur syahwat yang di elus-elus oleh setan dengan cara yang sangat halus. Sehingga sayapun terjebak di dalamnya tanpa sadar dari awal.
            Saya berniat baik untuk meninggalkan perbuatan gelap tersebut.(ini aja dibilang gelap. Saking santrinya). Saya jelaskan ke dia. Lah.. malah dia nangis-nangis nolak gak mau. Kan saya jadi bingung, diajak untuk meninggalkan perbuatan gelap tersebut gak mau. Sambil merengek-rengek. Sayapun jadi bingung dan galau gimana caranya.
Setelah berapa lama setelah kejadian itu setanpun datang kepada saya untuk membisikkan keburukan di hati saya. “Masak kamu tega sih ninggalin dia? Yang jelas dia membutuhkan kamu”. Saya malah teringat kenangan lama saat dengannya.
            Akupun merasa tambah kehilangan saat berapa lama kehilangan komunikasi. Saat hp kembali dimasuki satu pesan sayapun merasa gembira. Pas dibuka, wah Telkomsel. Kurang ajar. Setelah berapa lama sms dia ternyata masuk juga. Dan sayapun berhasil dirayu setan untuk membujuk dia kembali. Eh.. ternyata dianya yang nolak dengan alasan yang sama dengan yang saya utarakan sebelumnya. Saya jadi bingung plus galau.
            Akhirnya saya teringat dengan kebiasaan saya dulu, menulis segala kegundahan di diary. Saat itu saya malah lebih hanyut lagi sret...sret..sret gak terasa sudah dua halaman saya tuliskan isi hati saya. Kejadian itu memberikan banyak pelajaran bagi saya. Dan betullah Firman Sang Khaliq “Dan Janganlah ‘mendekati’ Zina karna itu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk” termasuk apa yang telah saya lakukan pada masa lalu tersebut. Hanya tinggal penyesalan perbuatan yang telah dilakukan dan pelajaran yang bisa diambil.
            Mulai saat itu saya mulai bangkit dan menemukan hoby saya, yaitu menulis. hari demi hari mulailah saya rutin mencoret-coret pengalaman hidup di diary saya dan melupakan kenangan gelap yang pernah ada itu.
            Saya menceritakan jalan hidup, tentang keluarga, yang terjadi barusan dan menghindari menceritakan kegelapan itu. Karna saya takut setan berhasil menghasut saya lagi ke jalan yang keji dan buruk tersebut.
            Suatu ketika saya teringat  bahwa menulis tak lengkap tanpa membaca, mulailah aku mencari-cari buku apa yang saya hoby membacanya. Waktupun terus berjalan, hinngga akhirnya saya memperhatikan teman-teman saya yang sedang asyik menceritakan novel yang telah dibacanya. Sayapun ikut menyimaknya. Karna penasaran, sayapun membeli buku tersebut, yang berjudul “Surat Kecil Untuk Tuhan”.
            Saya mulai membacanya sampai habis, MasyaAllah sedihnya minta ampun. Tambah lagi suasana yang mendukung. Setelah selesai membaca saya menjadi kecanduan novel, saya dengar lagi cerita-cerita prihal novel yang telah mereka baca. Adalagi ternyata yang lebih sedih. Judulnya “My Idiot Brother” sayapun meminjamnya kepada teman saya itu.
            Saya mulai lagi baca sampai habis, ternyata novelnya juga membawa keharuan. dan banyak pelajaran yang didapat dari novel tersebut, namun waktu itu belum ada niat saya untuk menulis cerita seperti itu juga,
            Namun tibalah masanya niat itu muncul ketika saya membaca buku karyanya Uda Ahmad Fuadi. Semuanya saya lahap habis “Negri 5 Menara”, “Ranah 3 Warna” dan “Rantau 1 Muara”. Mulailah saya terinspirasi bahwa suatu saat saya bisa seperti beliau yang menuliskan novel-novel yang best seller dan memberikan manfaat yang banyak untuk negara ini bahkan dunia ini.
            Sayapun mulai ikut komunitas-komunitas menulis di pondok. Salah satunya adalah komunita menulis yang dibuat oleh Ust Arbi Tanjung namanya. Akupun mengikutinya sampai-sampai komunitas itu akan membuat buku kumpulan cerpen.
            Beliaupun mengajarkan metode mudah untuk menulis, “kalian pikirkan suatu tema lalu tulis apa saja yang terbayangkan oleh kalian prihal tema itu, tulis saja jangan takut salah apa yang kalian tulis. Apalgi sampai ada coretannya Jika telah selesai. Maka diami tulisan tersebut hingga tiga. Setelah tiga hari baru kalian baca dan kalian perbaiki kata-kata dan intonasinya”.
            Sayapun mengikuti intruksi beliau dan masing-masing kami diberi tugas buat cerpen yang temanya ditentukan oleh Ust. Kebetulan saat itu saya diberikan tema tentang perjalan dari rumah hingga pondok. Dan ditulis di kertas double folio.
            Sepulang sekolah, saya bergegas pulang ke surau (Musholla) yang saya tempati. Saya beli kertas double folio dan saya ambil pena lalu saya praktekkan intruksi Ust Arbi tadi.
            Ajaib memang, saya memang hanyut dalam tulisan saya. Hingga tak terasa 4 halam double folio itu melebihi tulisan saya. Tiga hari berikutnya baru saya lihat dan saya perbaiki dan disanalah saya merasa saya berbakat buat menulis. namun sayangnya rencana membuat kumpulan cerpen tersebut gagal karna saya yang disibukkan dengan Ujian Nasional dan prihal lainnya.
            Setelah tamat dari pondok saya dan 10 teman saya merantau dari Padang-Jakarta. Aksi tulis menulis saya masih tetap berlanjut walaupun itu di diary. Dan saya perhatikan teman saya yang bernama M.Azan Asri sangat berobsesi untuk menerbitkan buku. Saya sempat merasa pesimis dengan niat saya dahulu untuk juga memberikan manfaat lewat buku buku karangan saya.
            Akhirnya Allah sungguh indah rencananya, teman saya itu mengajak saya untuk mengikuti acara writerfriuner yang dilaksanakan di Kampus Umar  Usman tempat Kang Tendi Murti dulunya berguru. Pengisi acaranya bagus-bagus ada kang Afik Canggih penulis buku best seller Ketika Santri Berbisnis. Kang Tendi Murni penulis best seller sekaligus pendiri KMO Komunitas Menulis Online. Yang mereka adalah alumnus kampus tersebut. Dan juga mengundang salah satu penerbit yaitu Teteh IK Diana.
            Acara tersebut mengajak kami semua menjadi penulis. Bukan penulis biasa, Namun juga penulis yang best seller. Mengajak kami dan mengarahkan kami mengapa harus menulis. Menulis karna Allah dengan niat berdakwah di jalan Allah, Merubah Pradaban, Memberikan manfaat kepad keluarga, Keturunan, Orang lain bahkan Bangsa dan Dunia sekaligus.
            Lebih bahagianya saya saat Kang Tendi memberikan open kepada kami semua untuk menjadi penulis dengan dibantu oleh kang Tendi sendiri di Komunitas yang telah ia bina selama ini. Saya gembira gak kepalang. Langsung saja saya daftar dan Alhamdulillah tidak lama setelah itu saya diterima dan merasa kegirangan banget.
            Sahabatku sekalian !! Mudah-mudahan ini menjadi pintu bagi saya untuk menjadi penulis yang Berdakwah di jalan Allah, Bermanfaat buat semua orang, menginspirasikan serta menjadikan setiap buku yang saya tulis itu best seller atau lebih dari itu. Amiin..
Allahu A’lam Sikulii Syai’......Allah lebih mengetahui terhadap segala sesuatu.

Saya Syafri Danil menyapa Sahabat Syafri sekalian !!!
------SAMPAI JUMPA-----


#RasulullahTeladanku
                                                           
Kamis, 12 November 2015. 13:12 WIB  

3 komentar:

  1. Mantap akhi, saya malah belom kelar hehehe

    BalasHapus
  2. gpp kang tetap semangat...
    InsyaAllah pasti BIsa...
    ada jurus yang mantap juga didalam cerita ana, tips buat nulis dari guru ana di pondok..
    :D

    BalasHapus
  3. Semangat menulis Mas.. :-)

    Salam kenal ya..
    saya Ronny Depu KMO 4 juga

    Saling baca tugasnya ya..
    Ini tugas saya ->> http://bit.ly/tugas1KMO

    www.ronnydepu.com

    BalasHapus